Serba-Serbi Kebudayaan Jakarta

Apa yang pertama terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar nama kota Jakarta? Pastinya tak jauh-jauh dari bayangan kota yang sibuk dan macet. Kedua hal tersebut memang tak bisa dipungkiri menjadi salah satu bagian wajah Jakarta yang paling dominan. Sebagai ibu kota negara Jakarta memang bertumbuh menjadi kota yang sangat sibuk. Kesibukan itu membuat jalanannya yang memiliki luas tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang ada selalu tampak ramai dan macet.

Jakarta memang tak hanya miliki mereka yang tinggal di sana. Setiap hari orang-orang yang tinggal di kota-kota lain sekitar Jakarta datang kesana. Mereka datang pada pagi hari untuk bekerja sebelum kembali ke kota asal pada sore atau malam hari. Jumlah penduduk Jakarta juga cenderung bertambah pada awal tahun atau pasca hari raya. Mereka yang usai mudik dari kampung halaman biasanya membawa 1 atau 2 sanak familinya untuk bekerja dan tinggal bersama-sama di Jakarta.

Dibalik semua hingar bingar Jakarta yang nampak selalu sibuk dan melelahkan, kota ini tetap merupakan sebuah daerah yang tak jauh beda dari daerah lainnya di Indonesia. Kesamaan itu ialaha sama-sama memiliki suku asli yang hidup dan berkembang di sana serta mengembangkan kebudayaan sendiri. Suku asli Jakarta adalah Suku Betawi. Orang-orang dari suku tersebut hidup membaur bersama masyarkat Jakarta lainnya dan tetap berusaha menjaga kebudayaan Jakarta yang diwariskan oleh nenek moyangnya.

www.pexels.com

Mengenal Kebudayaan Jakarta

Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, Jakarta juga memiliki beberapa produk kebudayaan yang menjadi ciri khas dari kota-kotanya. Sebut saja ondel-ondel. Rasanya sangat jarang masyarakat Indonesia yang tak mengenal ondel-ondel. Boneka berukuran raksasa ini adalah salah satu produk kebudayaan ibu kota yang hingga hari ini masih cukup mudah ditemukan.

Ondel-ondel paling sering ditemukan di acara pernikahan yang mengusung adat betawi. Selain itu, ondel-ondel juga biasanya menjadi maskot acara yang digelar oleh pemerintah DKI Jakarta. Boneka ondel-ondel berukuran mini atau yang telah dibuat menjadi gantungan kunci masih cukup banyak diburu sebagai oleh-oleh khas Jakarta.

Selain ondel-ondel, masih banyak hal lain yang identik dengan kebudayaan Jakarta. Hal tersebut antara lain adalah:

  • Makanan Tradisional

Jakarta punya cukup banyak makanan tradisional. Beberapa di antaranya mungkin telah hilang ditelan zaman, namun tak sedikit yang masih tetap eksis hingga hari ini. Roti buaya, misalnya, merupakan salah satu makanan Jakarta yang masih tetap bisa ditemukan dalam pesta pernikahan masyarakat betawi. Seperti namanya, roti buaya adalah roti berbentuk buaya dengan ukuran cukup besar yang biasanya menjadi hantaran dalam pernikahan khas Betawi.

www.pexels.com

Makanan khas Jakarta lainnya yang masih bisa ditemukan dengan mudah hingga hari ini adalah nasi tumpeng. Nasi tumpeng Jakarta terdiri dari nasi kuning dan berbagai lauk pauk pelengkap. Nasi kunignya dibentuk kerucut, pucuk dari kerucut tersebut biasanya ditutupi oleh daun pisang yang juga sudah dibentuk kerucut kecil. Lauk pauk yang biasanya menjadi pelengkap adalah ayam goreng, orek tempe, telur dadar yang sudah diiris-iris memanjang, sambal, dan berbagai sayur mayur.

Nasi tumpeng Jakarta kerap menghiasi berbagai acara. Mulai dari acara ulang tahun, syukuran, hingga acara kumpul-kumpul keluarga sederhana. Nasi tumpeng sendiri kerap diidentikkan dengan rasa syukur. Tak heran jika makanan khas Jakarta yang satu ini hampir selalu ada di momen bahagia.

Selain nasi tumpeng, kerak telor juga masih cukup populer hingga hari ini. Penjual makanan yang berbahan dasar beras ketan, kelapa parut dan telor bebek masih dengan mudah ditemukan di berbagai sudut Jakarta. Salah satu kawasan yang banyak penjual kerak telornya adalah kawasan Kota Tua. Setiap harinya penjual kerak telor di sana panen rezeki dari para pengunjung yang datang.

Berikutnya ada pula soto Betawi. Rasa santan yang sangat pekat pada soto ini mmebuatnya tenar hingga ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Isian utama soto Betawi adalah daging sapi. Makanan yang satu ini nikmat disantap bersama atau tanpa nasi. Akan lebih sempurna lagi jika ditemani bir pletok yang juga merupakan minuman khas Jakarta.

www.pexels.com
  • Tarian Tradisional

Sepertinya tak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki tarian khas dari daerahnya, termasuk Jakarta. Kota yang dijuluki sebagai Kota Metropolitan ini memiliki beberapa tarian daerah. Salah satu tarian daerah dari Jakarta yang paling terkenal adalah tari topeng. Sesuai namanya, para penari dalam tarian ini memang mengenakan topeng.

Tari topeng adalah gabungan dari seni drama, nyanyian dan tarian. Namun pada perkembangannya unsur tarian dalam kesenian ini menjadi tampil lebih dominan. Ketika menari, pada penari tari topeng akan diiringi lagu khas Betawi. Lagu khas betawi itu didengkan dengan menggunakan alat musik rebab, kempul, kecrek, kulanter, kromong tiga dan gong buyung. Kesemuanya itu adalah alat musik khas Jakarta.

Keunikan dari tari topeng adalah topengnya yang bisa menempel tanpa bantuan tali atau karet. Ternyata rahasianya terletak pada bagian tertentu di sisi dalam yang bisa digigit. Topeng untuk tari topeng memang didesain secar husus dengan kayu sebagai material utamanya. Tarian ini biasanya diperutnjukkan dalam upacara pernikahan atau kegiatan adat lainnya milik masyarakat Betawi.

Tarian khas Betawi lainnya yang cukup terkenal adalah tari Yapong. Tarian ini biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu-tamu penting, khususnya tamu negara. Berbeda dengan tari topeng, alat musik pengiring tari yapong cenderung lebih sederhana. Alat musik pengiring tarian ini adalah rebana hadroh, rebana ketimpring, dan rebana biang.

Tari Lenggang Nyai merupakan tarian yang tak kalah tenar dari Jakarta. sayangnya tarian ini memang hanya dipertunjukkan pada momen-momen tertentu saja. Tari lenggang nyai pertama kali dikembangkan oleh Wiwiek Widiastuti. Tarian ini terinspirasi dari kisah hidup Nyai Dasimah.

Nyai Dasimah adalah salah seorang tokoh perempuan Betawi yang terkenal pada masanya. Dalam tarian dikisahkan Nyai Dasimah dilema memlih 1 di antara 2 lelaki yang meminangnya, yakni seorang lelaki keturunan Belanda dan lelaki asli Indonesia. Nyai Dasimah akhirnya memilih lelaki keturunan Belanda. Namun selama kehidupan pernikahan ia banyak memberontak karena merasa hak-haknya sebagai perempuan banyak dibatasi.

  • Lagu Tradisional

Musik menjadi salah satu bahasa universal yang pastinya dimiliki oleh semua suku bangsa yang ada di Indonesia. masyarakat betawi pada zaman dahulu tentu tak ingin ketinggalan menciptakan lagu-lagu tradisional yang bisa diwariskan pada generasi selanjutnya. Lagu-lagu tersebut tak hanya enak didengar, tetapi juga sarat akan makna yang sangat dalam.

Lagu tradisional asal Jakarta pertama yang masih cenderung mudah didengar pada saat ini adalah Kicir-Kicir. Seiring perkembangan zaman, lagu Kicir-Kicir tak bisa dihindarkan dari aransemen yang lebih modern. Hal tersebut sejatinya bukan hal yang salah. Aransemen yang lebih modern justru membuat generasi muda merasa lebih dekat dengan lagu tersebut.

Terlepas dari aransemennya yang lebih modern, lirik lagu Kicir-Kicir adalah perwujudan dari kebudayaan Jakarta. isi lagu ini mirip pantun, dimana setiap baitnya terdiri dari 4 baris. Layaknya pantun, baris pertama dan kedua berisi sampiran. Sementara baris ketiga dan keempat adalah isi. Lagu ini sangat sarat makna danmenggambarkan kehidupan masyarakat Jakarta yang sangat dinamis.

Selain lagu kicir-kicir, masih ada beberapa lagu tradisional Jakarta yang tetap bisa eksis hingga hari ini. Lagu-lagu tersebut paling sering diputar pada perayaan ulang tahun Jakarta. pemerintah DKI memang selalu mengadakan perayaan ulang tahun yang meriah setiap tahunnya. Beberapa judul lagu yang sering diputar adalah Cik Abang, Dayung Sampan, Jali-Jali, Keroncong Kemayoran, dan Lenggang Kangkung.

  • Alat Musik Tradisional

Ada lagu tradisiona, tentu harus ada juga alat musik tradisional yang mengiringinya. Jakarta memiliki beberapa alat musik tradisional. Meskipun seperti kebanyakan nasib alat musik tradisional dari daerah lain, semakin sedikit orang yang bisa membuat dan mahir memainkannya.

Gambang kromong merupakan salah satu alat musik tradisional Betawi yang paling tua. Gambang kromong terdiri dari beberapa alat musik. Konon alat musik tersebut juga perwujudan dari campuran budaya Betawi dan budaya China. Memang tak bisa dipungkiri bahwa budaya China cukup banyak memberikan pengaruh pada beberapa aspek kebudayaan Betawi.

Alat musik lain yang juga berasal dari masyarakat tradisional Jakarta adalah tanjidor. Tanjidor sudah mulai populer di Jakarta sejak awal abad 19. Jika gambang kromong cukup kental dengan nuansa etnis China, maka tanjidor cukup kental dengan pengaruh kebudayaan Belanda. Namun mirip dengan gambang kromong, tanjidor juga mirip orkestra yang tidak hanya terdiri dari 1 alat musik. Ada beberapa alat musik di dalamnya yang ketika dimainkan bersama akan membentuk sebuah harmoni nada yang indah.

  • Pakaian Tradisonal

Tak sah rasanya jika suatu kebudayaan tidak menghasilkan pakaian adat, mengingat pakaian adalah salah satu identitas yang paling gamblang terlihat. Masyarakat Betawi tentu mempunyai pakaian tradisionalnya sendiri yang masih wajib dipakai dalam momen-momen tertentu. Pakaian tradisinal tersebut dibagi ke dalam pakaian tradisional khusus peremuan dan pakaian tradisional khusus laki-laki.

www.pexels.com

Salah satu pakaian tradisional Betawi untuk laki-laki diberi nama baju sadariah. Baju sadariah untuk lelaki Betawi terdiri dari baju koko polos, celana bahan berbahan gelap, serta kopiah dan peci. Ada pula sarung yang biasanya disampirkan di sisi kiri dan kanan leher. Ternyata ada syarat tertentu untuk mengenakan baju ini. Baju Sadariah hanya boleh dikenakan oleh lelaki Betawi yang sudah dewasa.

Sementara itu pakaian tradisional Betawi untuk perempuan diberi nama baju kurung. Baju kurung yang biasa dipakai perempuan betawi adalah kebaya berlengan pendek. Sebagai pelengkapnya, bawahan yang harus digunakan adlaah sarung bermotif batik. Sementara di kepala dilitkan kerudung polos dengan warna yang dibebaskan sesuai selera.

Jika mau diulas lebih jauh, kebudayaan Betawi tak kalah kaya dengan kebudayan daerah lain. Adalah kewajiban seluruh putra putri Betawi untuk menjaganya. Pemerintah DKI sendiri tak kurang berusaha untuk melestarikan produk kebudayaannya. Salah satunya dengan mewajibkan semua ASN di lingkungan pemerinta Provinsi DKI Jakarta memakai pakaian adat pada hari-hari tertentu. Beberapa sekolah negeri di Jakarta juga mengadakan pelajaran alat musik tradisional bagi semua siswa siswinya. HalĀ  tersebut merupakan langkah yang baik untuk menjaga kelestarian budaya.