Seputar Kewanitaan dan Cara Atasi Telat Haid

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.

Siklus ini berjalan sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi, hingga hari pertama menstruasi berikutnya tiba. Siklus menstruasi pada seorang wanita diatur oleh berbagai hormon, baik yang dihasilkan oleh organ reproduksi maupun kelenjar lain. Beberapa hormon yang terlibat adalah GnRH (gonadotropin relasing hormone), FSH (folicle stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), estrogen, dan progesteron.

Berdasarkan perubahan kondisi rahim dan konsentrasi hormon, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:

  1. Fase menstruasi. Fase menstruasi merupakan fase pertama di dalam siklus menstruasi. Fase ini ditandai dengan terjadinya peluruhan dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Fase menstruasi terjadi ketika sel telur tidak dibuahi sehingga tidak terjadi kehamilan. Kondisi ini menyebabkan dinding uterus yang mengalami penebalan pada fase-fase sebelumnya untuk mempersiapkan terjadinya kehamilan, tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
  2. Fase folikular. Fase ini terjadi ketika kelenjar hipotalamus di otak mengeluarkan GnRH untuk merangsang kelenjar pituitari atau hipofisis sehingga mengeluarkan FSH. FSH akan merangsang indung telur atau ovarium untuk membentuk folikel yang berisi sel telur yang belum matang. Folikel akan terus berkembang selama sekitar 16 hari bersamaan dengan perkembangan sel telur. Folikel yang sedang mengalami pematangan akan mengeluarkan hormon estrogen yang mulai merangsang penebalan dinding rahim.
  3. Fase ovulasi. Fase ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang sudah matang ke saluran indung Sel telur akan keluar dari ovarium pada saat kadar LH di dalam tubuh mencapai puncaknya. Sel telur yang keluar dari ovarium akan berjalan menuju rahim untuk siap dibuahi oleh sperma. Jika tidak dibuahi, sel telur akan melebur 24 jam setelah terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi selama 28 hari, umumnya ovulasi terjadi pada hari ke 14.
  4. Fase luteal. Fase ini terjadi ketika folikel yang sudah mengeluarkan sel telur yang sudah matang berubah menjadi jaringan yang dinamakan korpus luteum. Korpus luteum akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron untuk menjaga agar dinding uterus atau rahim tetap tebal, sehinga uterus tetap siap menampung sel telur jika sudah dibuahi. Jika terjadi kehamilan, tubuh wanita akan mengeluarkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk menjaga agar korpus luteum tetap ada di dalam ovarium sehingga dinding uterus tidak meluruh. Akan tetapi jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum akan meluruh sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron dalam darah juga akan menurun. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron akan menyebabkan dinding uterus mengalami peluruhan dan terjadi menstruasi. Fase luteal umumnya terjadi sekitar 11-17 hari dengan rata-rata lamanya adalah 14 hari.

Normalnya menstruasi terjadi sekitar 3-7 hari pada kebanyakan wanita. Meski demikian, tidak semua wanita mengalami siklus yang sama, bahkan di antara wanita yang berusia hampir sama. Siklus mentruasi terkadang bisa datang lebih cepat atau lebih lambat, dengan perbedaan yang berkisar antara 21 hingga 35 hari.

Siklus menstruasi pertama terjadi pada gadis remaja saat mereka memasuki masa pubertas, biasanya diawali pada usia 12 tahun atau sekitar 2-3 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Usia pertama menstruasi yang dialami oleh seorang anak juga umumnya terjadi pada usia yang sama dengan ibu atau kakak perempuan mereka.

Menstruasi pertama bisa datang lebih cepat atau lambat. Ada yang mengalaminya sejak sekitar usia 8 tahun, dan ada yang baru mengalaminya di atas usia 12 tahun. Meski demikian, sebagian besar gadis remaja sudah mengalami menstruasi secara rutin pada usia 16 hingga 18 tahun. Menstruasi akan terus berlangsung sampai menopause tiba. Menopause dapat terjadi pada wanita berusia 40 tahun hingga pertengahan usia 50 tahun.

www.pexels.com

Gejala-gejala Pada Siklus Haid

  1. Sindrom pramenstruasi (PMS)

Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon dalam tubuh wanita akan terjadi. Berubahnya jumlah hormon bisa memengaruhi fisik dan emosi, yang dapat muncul beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS).

Sejumlah perubahan fisik dan emosi yang biasanya muncul sebelum menstruasi adalah:

  • Lelah
  • Sakit Kepala
  • Perut kembung
  • Payudara menjadi sensitif
  • Kenaikan berat badan
  • Nyeri pada otot dan sendi
  • Diare atau Konstipasi
  • Muncul jerawat.
  • Sementara, perubahan emosi yang bisa terjadi pada saat wanita mengalami PMS adalah:
  • Uring-uringan
  • Suasana hati yang tidak stabil
  • Sulit konsentrasi
  • Mudah menangis
  • Sulit tidur
  • Perubahan nafsu makan
  • Kecemasan berlebihan
  • Turunnya rasa percaya diri
  • Gairah seks yang menurun.

Pada beberapa wanita, gejala PMS dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memaksa wanita yang mengalami PMS berat untuk beristirahat. Akan tetapi terlepas dari seberapa parah gejala PMS yang diderita, gejala-gejala tersebut akan mereda setelah sekitar 4 hari.

  1. Menstruasi

Saat menstruasi, wanita akan mengalami perdarahan dari vagina selama 2 hari sampai satu minggu, dengan volume darah rata-rata sekitar 30-70 mililiter. Tetapi ada sebagian wanita yang mengeluarkan darah yang lebih banyak. Volume perdarahan terbanyak selama menstruasi terjadi pada hari pertama dan kedua.

Selama menstruasi, sakit atau kram perut juga dapat terjadi. Apabila Anda mengalami sakit atau kram perut yang terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, sejumlah cara berikut bisa bermanfaat untuk menguranginya:

  • Menghangatkan perut, misalnya dengan kompres air hangat
  • Olahraga ringan, seperti berjalan kaki atau bersepeda
  • Memijat perut bagian bawah
  • Meminum obat pereda rasa sakit, misalnya paracetamol
  • Berhenti merokok
  • Melakukan teknik relaksasi, contohnya yoga dan meditasi
  • Menghindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
  1. Keputihan

Keputihan atau Fluor Albus atau Leukorea merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Penyebab umum keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur (namun bukan semacam jamur orange mold ya) atau juga parasite. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderit saat bunag air kecil.

Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat.

www.pexels.com

Kelainan pada Siklus Haid

Durasi serta volume perdarahan pada siklus menstruasi yang dialami masing-masing wanita berbeda-beda. Tiap wanita dianjurkan untuk memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya agar dapat segera menyadari jika muncul kejanggalan tertentu. Siklus menstruasi yang tidak biasa atau volume darah yang berlebihan terkadang dapat menandakan adanya masalah kesehatan.

Gejala kelainan siklus menstruasi berbeda-beda untuk setiap kelainan. Namun secara umum, gejala yang perlu diperhatikan sebagai tanda kelainan siklus menstruasi adalah:

  • Terjadi lebih dari 7 hari

Mengalami perdarahan deras yang menyebabkan perlunya mengganti pembalut tiap 1-2 jam

  • Menstruasi terjadi lebih sering dalam kurun waktu 21 hari
  • Terjadinya menstruasi kurang dari yang seharusnya dalam kurun waktu 45 hari
  • Mengalami perdarahan berat yang diikuti munculnya lebam atau perdarahan. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kelainan perdarahan.
  • Kelainan menstruasi pada wanita di usia awal menstruasi dapat diamati dari tanda-tanda seperti:
  • Menstruasi belum terjadi pada kurun waktu 3 tahun setelah berkembangnya payudara
  • Menstruasi belum terjadi pada usia 15 tahun
  • Menstruasi belum terjadi pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda hirsutisme.

Permasalahan dalam menstruasi yang umum terjadi dibagi dalam empat kategori, yaitu:

  1. Menorrhagia

Menorrhagia dalah volume darah yang berlebihan saat menstruasi. Beberapa gejala dalam kondisi ini adalah:

  • Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalut tiap jam dan ini berlangsung selama beberapa jam
  • Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan
  • Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur
  • Mengalami gejala anaemia, misalnya lemas atau sesak napas
  • Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari
  • Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah berukuran besar selama lebih dari satu hari
  • Terpaksa membatasi rutinitas karena volume darah yang hilang berlebihan saat menstruasi.

Kelainan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ketidakseimbangan hormon hingga miom yang tumbuh pada rahim. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami perdarahan yang berlebihan agar dapat ditangani secara seksama.

  1. Metrorrhagia

Metrorrhagia merupakan perdarahan dari vagina yang terjadi diantara dua periode menstruasi. Penyebab terjadinya metrorrhagia cukup beragam, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hromon, infeksi, miom, hingga kanker. Jika muncul metrorrhagia, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan sehingga dapat ditangani penyebabnya. Pengobatan metrorrhagia bergantung kepada penyebab tejadinya metrorrhagia.

  1. Oligomenorrhea

Haid biasanya datang tiap 21 hingga 35 hari. Tetapi, ada juga wanita yang mengalami menstruasi secara tidak teratur, yaitu bila haid datang setelah 90 hari. Kondisi ini disebut sebagai oligomenorrhoea.

Terdapat beberapa penyebabnya, seperti penggunaan kontrasepsi, olahraga berat, gangguan pola makan, serta diabetes dan penyakit tiroid, sehingga penanganannya pun berbeda-beda.

  1. Amenorrhea

Amenorrhea adalah istilah medis di mana menstruasi terhenti sama sekali. Kondisi ini bisa terjadi dengan alami atau diakibatkan oleh penyakit dan konsumsi obat tertentu. Sejumlah faktor alami yang dapat menyebabkan masalah ini, di antaranya adalah:

  • Kehamilan
  • Menyusui
  • Penyakit yang menyerang indung telur (ovarium), seperti poysystic ovarian syndrome (PCOS) bekas luka pada dinding rahim, bentuk vagina abnormal, organ reproduksi yang tidak berkembang sempurna, gangguan hormon tiroid, dan adanya tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis di otak juga dapat mengakibatkan amenorrhea.
  • Konsumsi obat maupun pil KB, stres, olahraga yang berlebihan, dan berat badan yang terlalu rendah juga bisa menyebabkan amenorrhea. Jika penyebabnya sudah diatasi, menstruasi akan kembali normal.

Selain hal di atas juga terdapat istilah lain yaitu dysmenorrhea atau dikenal dengan nyeri haid. Adapun yang dimaksud dengan nyeri haid adalah hal biasa yang pernah dirasakan tiap wanita. Dysmenorrhea yang biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi ini umumnya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan diare. Obat pereda sakit dapat digunakan untuk mengatasi dysmenorrhoea. Tetapi hubungilah dokter jika Anda mengalami nyeri menstruasi yang tidak tertahankan atau bertambah parah untuk memastikan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh penyakit tertentu, terutama jika Anda berusia di atas 25 tahun.

Saat menstruasi, rasa nyeri akibat kram menstruasi seringkali datang. Bisa hanya samar-samar atau sangat nyeri. Kondisi ini memang sedikit menggangu saat menstruasi. Kondisi yang dalam istilah medisnya disebut dysmenorrhea ini biasanya terjadi di perut bagian bawah.Untuk mengurangi nyeri saat haid, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:

  • Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan akan membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk minum air hangat untuk meningkatkan aliran darah ke daerah panggul.
  • Membuat ramuan jahe. Caranya, rebus beberapa potong jahe yang telah dimemarkan dalam air lalu minumlah air jahe dalam keadaan hangat.
  • Tempatkan handuk hangat di sekitar perut bagian bawah. Ini cara yang cukup mudah untuk menghilangkan nyeri sementara waktu.
  • Hindari meminum minuman yang mengandung kafeina karena bisa memicu iritasi pada usus halus.
  • Meminum teh beraroma mint. Lebih baik jika diminum dalam keadaan hangat.
  • Melakukan peregangan pada pagi hari dapat melancarkan pereedaran darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri.
www.pexels.com

Cara Mengatasi Telat Haid Nan Ampuh, Sehat, dan Alami

Haid atau datang bulan atau menstruasi yang dialami wanita memiliki banyak masalah
yang umum terjadi. Salah satunya adalah telat datang bulan. Telat datang bulan ini memiliki nama medis oligomenorrhea. Wanita biasanya memiliki 11-13 kali masa datang bulan per-tahun dengan oligomenorrhea yang terjadi 6-7 kali. Berbagai faktor jadi penyebab telat datang bulan seperti kenaikan atau penurunan berat badan yang terjadi secara signifikan, kehamilan atau menyusui, keguguran atau persalinan, konsumsi Alkohol, stres, hingga adanya penyakit tertentu seperti ketidakseimbangan hormon, anemia, dan fibroid uterus.

Jika Anda sering mengalami telat haid atau terlambat datang bulan, maka Anda tidak perlu minum obat-obatan berbahan kimia sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Sebab, berikut adalah beberapa cara mengatasi telat haid secara alami dan tentu ampuh lagi sehat.

Adapun cara mengatasi telat datang bulan 1 minggu hingga 3 minggu yaitu:

  1. Jahe

Cara mengatasi telat  datang bulan yang berlangsung tidak dalam waktu yang lama sekitar 1-3 minggu bisa kamu atasi dengan mengonsumsi jahe. Sebabnya jahe akan meningkatkan aliran darah. Minum air rebusan jahe yang sudah dicampur dengan sedikit gula atau madu untuk meningkatkan rasanya. Minum air rebusan jahe secara teratur juga berguna untuk meredakan rasa nyeri saat menstruasi.

  1. Kunyit

Kunyit yang memiliki sifat menghangatkan berguna sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Mengonsumsi air rebusan kunyit bermanfaat untuk mengatur ketidakseimbangan hormon dan siklus menstruasi. Sifat anti inflamasi dan antispasmodic di dalamnya juga mampu mengatasi kram.

  1. Biji Ketumbar

Biji ketumbar bisa kamu manfaatkan sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Rebus beberapa sendok teh biji ketumbar, saring, dan minumlah 3 kali dalam sehari untuk mengatur siklus menstruasi.

  1. Jus Wortel

Wortel merupakan sayuran sumber zat besi yang baik dan bisa mengatur fungsi hormonal dengan tepat. Minumlah jus wortel untuk cara mengatasi telat datang bulan selama 3 bulan berturut-turut.

  1. Adas

Adas juga bisa kamu gunakan untuk cara mengatasi telat datang bulan. Sebabnya adas akan meningkatkan aliran darah secara efetif. Lalu, sifat antispasmodic di dalamnya mampu meredakan nyeri menstruasi.

  1. Biji Wijen

Si kecil ini ternyata ampuh untuk cara mengatasi telat datang bulan atau siklus menstruasi yang tidak teratur. Minum air rebusan wijen setiap pagi saat perut kosong agar siklus menstruasi selalu tepat waktu.

  1. Kayu Manis

Selain kunyit, kayu manis juga memiliki efek menghangatkan yang berguna sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Kemudian kandungan hydroxychalcone di dalamnya membantu untuk mengatur kadar insulin.

  1. Pepaya Mentah

Makan pepaya mentah sangatlah berguna untuk cara mengatasi telat datang bulan. Sebabnya pepaya akan mengontraksi otot di rahim yang kemudian berguna untuk menginduksi menstruasi.

  1. Anggur

Konsumsilah anggur secara rutin sebagai cara mengatasi telat datang bulan.

  1. Peterseli

Jangan buang peterseli yang biasanya digunakan sebagai garnish makanan. Sebabnya daun ini berguna sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Caranya adalah dengan menggiling peterseli dan kemudian dicampur dengan air untuk kemudian diminum.

www.pexels.com

Cara mengatasi telat datang bulan 1 bulan hingga 4 bulan

Selain telat selama beberapa minggu, kadang datang bulan juga bisa telat hingga berbulan-bulan. Umumnya 1-3 bulan. Well, kamu tak perlu panik. Kamu bisa mencoba cara mengatasi telat datang bulan yang lamanya bisa berbulan-bulan dengan cara alami berikut ini.

  1. Saffron

Si rempah-rempah mahal ini ternyata berguna sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Kamu bisa mendapatkan manfaat sehatnya dengan minum air rebusan safron sebanyak 3 kali sehari selama beberapa hari.

  1. Pare

Memang tak banyak orang yang suka makan pare. Namun makan pare amatlah ampuh sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Selain dikonsumsi sebagai olahan sayur, kamu juga bisa membuat jus dari pare yang sebaiknya kamu minum 1-2 kali setiap hari selama beberapa minggu.

  1. Cuka apel

Minum cuka apel membantumu sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Minumlah 1-2 sendok makan cuka apel untuk membuat jadwal menstruasi jadi teratur. Selain manfaat tersebut, minum cuka apel dengan teratur akan mengurangi kadar gula dalam darah.

  1. Vitamin C

Vitamin C amatlah berkontribusi pada kesehatan tubuh, termasuk kesehatan menstruasi. Sebabnya vitamin C akan meningkatkan produksi estrogen yang berkontribusi dalam kesehatan menstruasi. Kamu bisa mendapatkan suntikan vitamin C ini dalam buah jeruk, apel, tomat, dan buah beri sebagai cara mengatasi telat datang bulan dengan alami.

  1. Lidah buaya

Ambil daging lidah buaya segar dan kemudian campur dengan madu. Konsumsilah setiap hari sebelum sarapan selama 3 bulan sebagai cara mengatasi telat datang bulan. Sifat penyembuhan yang ada di dalam lidah buaya sangatlah luar biasa untuk mengembalikan siklus menstruasi yang kacau. Namun ingat, jangan mengonsumsi selama masa menstruasi berlangsung.

Itulah beberapa cara mengatasi telat haid secara alami, ampuh, sehat, efektif, namun bisa Anda coba sendiri di rumah. Dengan mencoba bahan alami di atas, maka Anda bisa terhindar dari kontaminasi bahan kimia yang tidak diperlukan tubuh dan kemungkinan bisa menimbulkan komplikasi lanjutan. Selamat mencoba!